Powered By Blogger

Minggu, 19 Februari 2017

Pembuatan Bokashi



  

Marlita. H. Makaruku, SP, M.Sc. 
Vilma. L. Tanasale, SP, M.Sc.
                        
PENYULUHAN DAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BOKASHI

A.    Latar Belakang

Keberadaan pertanian di tengah-tengah masyarakat desa dapat diartikan sebagai gantungan hidup sehari-hari masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian memegang peranan penting baik dalam perekonomian warganya maupun kebutuhan sehari-harinya. Oleh karena itu untuk meminimalkan kerugian dan demi mempertahankan hasil produksi yang ada maka penyuluhan dan pembuatan produk pertanian “Bokashi” diharapkan dapat merealisasikan terwujudnya harapan tersebut.
Adapun materi penyuluhan yang dipilih adalah mengenai penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan, karena berdasarkan hasil pengamatan bahwa permasalahan jangka panjang yang kemungkinan besar terjadi adalah kerusakan tekstur tanah akibat teknik pengolahan dan pemberian pupuk kimia yang terlalu berlebihan. Belum lagi ditambah dengan penggunaan pestisida sintetik yang dapat meninggalkan residu dalam tanah yang dampaknyapun dapat dirasakan oleh manusia.
Mengacu kepada GAP (Good Agriculture Practice) & SOP (Standar Operational Procedure), dimana keduanya itu memiliki kaitan yang erat dengan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu), yang dalam pelaksanaannya di lapangan sangan mengutamakan keberadaan lingkungan sebagai objek yang dimanfaatkan agar tetap terjaga dari bahan-bahan yang bersifat merugikan (zat kimia).

B.     Tujuan
Tujuan dari program penyuluhan dan pembuatan produk pertanian ini adalah:
1.   Menambah pengetahuan masyarakat yang sebagian besar bergerak dalam bidang pertanian untuk lebih banyak mengetahui manfaat dari pupuk organik bokashi.
2.   Meningkatkan kesadaran warga untuk lebih mengedepankan sistem pertanian yang sesuai dengan konsep PHT.
3.   Ikut menjaga dan melestarikan lingkungan sebagai media tumbuh komoditi.

C.    Sasaran
Sasaran utama daripada kegiatan ini adalah kelompok tani yang ada di desa.
D.    Metode
Cara pengenalan pupuk bokashi kepada para petani adalah dengan cara sosialisasi dan demontrasi mengenai bagaimana cara membuat dan mengunakan pupuk bokashi. Metode yang disusun berupa pemberian sedikit materi dan diteruskan dengan praktek langsung pembuatan produk pertanian bokashi.
 
BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

            Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang dll) dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
            EM-4 adalah aktivator yang mengandung berbagai mikroorganisme yang terdiri dari bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), actinomycetes (Streptomyces sp.), jamur fermentasi (Aspergillus sp.), ragi/yeast (Saccharomyces sp.), Azotobacter dan Rhizobium. Keunggulan penggunaan EM-4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional.
Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti kotoran ternak (ayam, sapi, kambing, burung), limbah hasil panen (ela sagu, jerami padi, sekam padi, sisa panen jagung, sisa panen kacang-kacangan, dll), rumput-rumputan, dedaunan (gamal, kirinyu, lamtoro, dll) serta limbah industri (ampas tahu, ampas tebu, limbah daun kayu putih, dll). Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.

A.    Pembuatan Bokashi
Bahan pembuatan bokashi (jerami, rumput, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) dapat berupa bahan yang sudah kering ataupun masih basah (segar). Ada beberapa jenis bokashi, yaitu :

1.      Bokashi Jerami (termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau)
Bahan yang digunakan:
a.       Jerami sebanyak 10 bagian (termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau yang dipotong sepanjang 5-10 cm).
b.      Dedak sebanyak 5 bagian (20 % dari berat bahan).
c.       Sekam padi sebanyak 5 bagian.
d.      Pupuk kandang sebanyak 10 bagian.
e.       Gula pasir sebanyak 1 sendok makan per 1 liter air.
f.       EM-4 sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 lietr air).
g.      Air secukupnya.
Alat yang digunakan :
Ember, sekop, timbangan, gelas ukur 1000 ml, spoit (jarum suntik), hitter, karung goni/terpal.
Cara pembuatan :
a.       Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
b.      Jerami, sekam, dedak dan pupuk kandang dicampur secara merata diatas lantai kering.
c.       Siramkan larutan EM-4 dan gula secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan kembali mengembang.
d.      Selanjutnya adonan ditumpuk diatas lantai kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni/terpal selama 2 minggu.
e.       Selama proses, pertahankan suhu tumpukkan adonan 40-50° C. Bukalah karung penutup dan tumpukkan adonan dibolak-balik kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan dilakukan setiap 5 jam.
f.       Pembuatan Bokashi dikatakan berhasil jika bahan Bokashi terdekomposisi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi berwarna hitam seperti tanah dan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih, suhu timbunan sudah turun mendekati suhu normal serta aromanya sedap. Sedangkan jika Bokashi yang dihasilkan berbau busuk, maka pembuatan Bokashi gagal.
g.      Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika Bokashi ingin disimpan, maka Bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dikeringanginkan diatas lantai hingga kering. Setelah kering Bokashi dapat dikemas dalam kantung plastik.
Penggunaan :
Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah.

2.      Bokashi Pupuk Kandang
Bahan yang digunakan :
a.       Pupuk kandang sebanyak 10 bagian.
b.      Dedak sebanyak 5 bagian (20 % dari berat bahan).
c.       Sekam padi sebanyak 5 bagian.
d.      Gula pasir sebanyak 1 sendok makan per 1 liter air.
e.       EM-4 sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 liter air).
f.       Air secukupnya.
Alat yang digunakan :
Ember, sekop, timbangan, gelas ukur 1000 ml, spoit (jarum suntik), hitter, karung goni/terpal.
Cara pembuatan :
a.       Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
b.      Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata diatas lantai kering.
c.       Siramkan larutan EM-4 dan gula secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan kembali mengembang.
d.      Selanjutnya adonan ditumpuk diatas lantai kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni/terpal selama 2 minggu.
e.       Selama proses, pertahankan suhu tumpukkan adonan 40-50° C. Bukalah karung penutup dan tumpukkan adonan dibolak-balik kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan dilakukan setiap 5 jam.
f.       Pembuatan Bokashi dikatakan berhasil jika bahan Bokashi terdekomposisi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi berwarna hitam seperti tanah dan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih, suhu timbunan sudah turun mendekati suhu normal serta aromanya sedap. Sedangkan jika Bokashi yang dihasilkan berbau busuk, maka pembuatan Bokashi gagal.
g.      Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika Bokashi ingin disimpan, maka Bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dikeringanginkan diatas lantai hingga kering. Setelah kering Bokashi dapat dikemas dalam kantung plastik.
Penggunaan:
Penggunaan bokashi pupuk kandang sama dengan penggunaan bokashi jerami. Selain itu bokashi pupuk kandang baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman, dimana bokashi pupuk kandang diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.

3.      Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang
Bahan yang digunakan :
a.       Pupuk kandang sebanyak 10 bagian.
b.      Dedak sebanyak 5 bagian.
c.       Arang sekam/arang serbuk gergaji sebanyak 5 bagian.
d.      Gula sebanyak 2 sendok makan per 1 liter  air.
e.       EM-4 sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 liter air).
Cara pembuatan :
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang ditambah arang mirip dengan pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan kotoran hewan (pupuk kandang) dan arang sekam/arang serbuk gergaji.

4.      Bokashi Daun Krinyu
Bahan yang digunakan :
a.       Daun krinyu sebanyak 10 bagian (termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau yang dipotong sepanjang 5-10 cm).
b.      Dedak sebanyak 5 bagian (20 % dari berat bahan).
c.       Sekam padi sebanyak 5 bagian.
d.      Gula pasir sebanyak 1 sendok makan per 1 liter air.
e.       EM-4 sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 lietr air).
f.       Air secukupnya.
Alat yang digunakan :
Ember, sekop, timbangan, gelas ukur 1000 ml, spoit (jarum suntik), hitter, karung goni/terpal.
Cara pembuatan :
h.      Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
i.        Jerami, sekam dan dedak dicampur secara merata diatas lantai kering.
j.        Siramkan larutan EM-4 dan gula secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan kembali mengembang.
k.      Selanjutnya adonan ditumpuk diatas lantai kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni/terpal selama 2 minggu.
l.        Selama proses, pertahankan suhu tumpukkan adonan 40-50° C. Bukalah karung penutup dan tumpukkan adonan dibolak-balik kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan dilakukan setiap 5 jam.
m.    Pembuatan Bokashi dikatakan berhasil jika bahan Bokashi terdekomposisi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi berwarna hitam seperti tanah dan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih, suhu timbunan sudah turun mendekati suhu normal serta aromanya sedap. Sedangkan jika Bokashi yang dihasilkan berbau busuk, maka pembuatan Bokashi gagal.
n.      Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika Bokashi ingin disimpan, maka Bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dikeringanginkan diatas lantai hingga kering. Setelah kering Bokashi dapat dikemas dalam kantung plastik.
Penggunaan :
Bokashi daun krinyu sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah.

5.      Bokashi Ekspres (24 jam)
Bahan yang digunakan :
a.       Jerami kering, daun kering, serbuk gergajian dan bahan lainnya sebanyak 10 kg.
b.      Pupuk kandang sebanyak 5 kg.
c.       Dedak sebanyak 1 kg.
d.      Gula pasir sebanyak dua sendok makan (10 ml).
e.       EM-4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan :
Cara pembuatan bokashi ekspres sama dengan cara pembuatan bokashi pupuk kandang-tanah, hanya bahan-bahan yang akan difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. Proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudahnya bahan dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik.
Penggunaan :
Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-buahan.
Cara penggunaan :
Cara pengaplikasian bokashi adalah sebagai berikut :
a.       Untuk lahan tegalan dan sawah.
Penggunaan bokashi untuk setiap meter perseginya adalah sekitar 3-4 genggam bokashi, kecuali pada tanah yang kurang subur dapat dilebihkan. Bokashi disebar merata di atas permukaan tanah. Pemberian dapat juga dilakukan dengan cara mencampur bokashi dan tanah. Hal ini dapat dilakukan pada waktu pengolahan tanah. Sedangkan pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan saat pembajakan dan setelah tanaman berumur 14 hari dan 30 hari.
b.      Untuk tanaman buah-buahan
Bokashi disebar secara merata di permukaan tanah atau di sekitar daerah perakaran. Selanjutnya larutan EM4 disiramkan dengan dosis 2 ml per liter air setiap dua minggu sekali.
c.       Untuk pembibitan
Lahan yang akan dijadikan sebagai tempat pembibitan disiram dengan larutan EM4 dengan dosis 2 ml per liter air. Selanjutnya lahan dibiarkan selama satu minggu sebelum lahan siap untuk digunakan.
6.      Bokashi Daun Bambu
Bahan yang digunakan :
a.       Daun bambu sebanyak 10 bagian (termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau yang dipotong sepanjang 5-10 cm).
b.      Dedak sebanyak 5 bagian (20 % dari berat bahan).
c.       Gula pasir sebanyak 1 sendok makan per 1 liter air.
d.      EM-4 sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 lietr air).
e.       Air secukupnya.
Alat yang digunakan :
Ember, sekop, timbangan, gelas ukur 1000 ml, spoit (jarum suntik), hitter, karung goni/terpal.
Cara pembuatan :
a.       Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
b.      Daun bambu dan dedak dicampur secara merata diatas lantai kering.
c.       Siramkan larutan EM-4 dan gula secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan kembali mengembang.
d.      Selanjutnya adonan ditumpuk diatas lantai kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni/terpal selama 2 minggu.
e.       Selama proses, pertahankan suhu tumpukkan adonan 40-50° C. Bukalah karung penutup dan tumpukkan adonan dibolak-balik kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan dilakukan setiap 5 jam.
f.       Pembuatan Bokashi dikatakan berhasil jika bahan Bokashi terdekomposisi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi berwarna hitam seperti tanah dan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih, suhu timbunan sudah turun mendekati suhu normal serta aromanya sedap. Sedangkan jika Bokashi yang dihasilkan berbau busuk, maka pembuatan Bokashi gagal.
g.      Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika Bokashi ingin disimpan, maka Bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dikeringanginkan diatas lantai hingga kering. Setelah kering Bokashi dapat dikemas dalam kantung plastik.

B.     Kegunaan Lain EM-4
Selain untuk pembuatan bokashi, EM-4 dapat juga digunakan sebagai pestisida organik seperti EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman.

1.   EMRAS (EM-4 dengan air beras)
Bahan yang digunakan :
Bahan yang digunakan terdiri dari air beras sebanyak 1 l, gula sebanyak 2 sdm dan EM-4 sebanyak 10 ml.
Cara pembuatan dan aplikasi :
Bahan-bahan tersebut di atas dicampurkan semuanya dan selanjutnya dibiarkan selama dua hari. Setelah itu EMRAS dapat diaplikasikan. Namun EMRAS harus sudah habis diaplikasikan pada hari ketiga (satu hari setelah proses pembuatan selesai). Selain sebagai pestisida, EMRAS dapat juga digunakan sebagai pupuk.
Dosis pemakaian :
Dosis yang digunakan adalah 5 ml/l air.

2.   Pestisida Alami dari Ekstrak Tanaman
Bahan yang digunakan :
a.    Daun legum/kacang-kacangan (kacang babi), terutama yang masih muda.
b.   EM-4 sebanyak 20 ml/l air.
Cara pembuatan :
Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan EM-4. Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. Selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam. Setelah lima hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida.
Dosis pemakaian :
Dosis pemakaian adalah 5 ml/l air.

Terima Kasih…….!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar