|
|
Vilma. L. Tanasale, SP, M.Sc.
PENYULUHAN
DAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BOKASHI
A.
Latar Belakang
Keberadaan
pertanian di tengah-tengah masyarakat desa dapat diartikan sebagai gantungan
hidup sehari-hari masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian memegang
peranan penting baik dalam perekonomian warganya maupun kebutuhan sehari-harinya.
Oleh karena itu untuk meminimalkan kerugian dan demi mempertahankan hasil
produksi yang ada maka penyuluhan dan pembuatan produk pertanian “Bokashi”
diharapkan dapat merealisasikan terwujudnya harapan tersebut.
Adapun
materi penyuluhan yang dipilih adalah mengenai penggunaan pupuk organik yang
ramah lingkungan, karena berdasarkan hasil pengamatan bahwa permasalahan jangka
panjang yang kemungkinan besar terjadi adalah kerusakan tekstur tanah akibat
teknik pengolahan dan pemberian pupuk kimia yang terlalu berlebihan. Belum lagi
ditambah dengan penggunaan pestisida sintetik yang dapat meninggalkan residu
dalam tanah yang dampaknyapun dapat dirasakan oleh manusia.
Mengacu
kepada GAP (Good Agriculture Practice) & SOP (Standar Operational Procedure),
dimana keduanya itu memiliki kaitan yang erat dengan sistem PHT (Pengendalian
Hama Terpadu), yang dalam pelaksanaannya di lapangan sangan mengutamakan
keberadaan lingkungan sebagai objek yang dimanfaatkan agar tetap terjaga dari
bahan-bahan yang bersifat merugikan (zat kimia).
B.
Tujuan
Tujuan dari program penyuluhan dan
pembuatan produk pertanian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan masyarakat yang
sebagian besar bergerak dalam bidang pertanian untuk lebih banyak mengetahui manfaat
dari pupuk organik bokashi.
2. Meningkatkan kesadaran warga untuk
lebih mengedepankan sistem pertanian yang sesuai dengan konsep PHT.
3. Ikut menjaga dan melestarikan
lingkungan sebagai media tumbuh komoditi.
C.
Sasaran
Sasaran
utama daripada kegiatan ini adalah kelompok tani yang ada di desa.
D.
Metode
Cara pengenalan pupuk bokashi kepada para petani adalah dengan cara
sosialisasi dan demontrasi mengenai bagaimana cara membuat dan mengunakan pupuk
bokashi. Metode yang disusun berupa pemberian sedikit materi dan diteruskan
dengan praktek langsung pembuatan produk pertanian bokashi.
Bokashi
adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang dll)
dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk
menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
EM-4
adalah aktivator yang mengandung berbagai mikroorganisme yang terdiri dari
bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas
sp.), actinomycetes (Streptomyces sp.), jamur fermentasi (Aspergillus sp.),
ragi/yeast (Saccharomyces sp.), Azotobacter dan Rhizobium. Keunggulan
penggunaan EM-4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang
relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional.
Bahan untuk
pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian,
seperti kotoran ternak (ayam, sapi, kambing, burung), limbah hasil panen (ela
sagu, jerami padi, sekam padi, sisa panen jagung, sisa panen kacang-kacangan,
dll), rumput-rumputan, dedaunan (gamal, kirinyu, lamtoro, dll) serta limbah
industri (ampas tahu, ampas tebu, limbah daun kayu putih, dll). Namun bahan
yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena
mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.
A.
Pembuatan
Bokashi
Bahan pembuatan bokashi (jerami, rumput,
pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) dapat berupa bahan yang sudah kering
ataupun masih basah (segar). Ada beberapa jenis bokashi, yaitu :
1.
Bokashi
Jerami (termasuk berbagai jenis
rumput/pupuk hijau)
Bahan yang digunakan:
a. Jerami
sebanyak 10 bagian (termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau yang dipotong
sepanjang 5-10 cm).
b. Dedak
sebanyak 5 bagian (20 % dari berat bahan).
c. Sekam
padi sebanyak 5 bagian.
d. Pupuk
kandang sebanyak 10 bagian.
e. Gula
pasir sebanyak 1 sendok makan per 1 liter air.
f. EM-4
sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 lietr air).
g. Air
secukupnya.
Alat
yang digunakan :
Ember,
sekop, timbangan, gelas ukur 1000 ml, spoit (jarum suntik), hitter, karung
goni/terpal.
Cara
pembuatan :
a. Larutkan
EM-4 dan gula ke dalam air.
b. Jerami,
sekam, dedak dan pupuk kandang dicampur secara merata diatas lantai kering.
c. Siramkan
larutan EM-4 dan gula secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara
merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan
tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan
kembali mengembang.
d. Selanjutnya
adonan ditumpuk diatas lantai kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian
ditutup dengan karung goni/terpal selama 2 minggu.
e. Selama
proses, pertahankan suhu tumpukkan adonan 40-50° C. Bukalah karung penutup dan
tumpukkan adonan dibolak-balik kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat
mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
Pengecekan dilakukan setiap 5 jam.
f. Pembuatan
Bokashi dikatakan berhasil jika bahan Bokashi terdekomposisi dengan baik.
Ciri-cirinya adalah bokashi berwarna hitam seperti tanah dan ditumbuhi oleh
jamur yang berwarna putih, suhu timbunan sudah turun mendekati suhu normal
serta aromanya sedap. Sedangkan jika Bokashi yang dihasilkan berbau busuk, maka
pembuatan Bokashi gagal.
g. Bokashi
yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika Bokashi ingin disimpan, maka
Bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dikeringanginkan diatas
lantai hingga kering. Setelah kering Bokashi dapat dikemas dalam kantung
plastik.
Penggunaan :
Bokashi
jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan
organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk
diaplikasikan di lahan sawah.
2. Bokashi
Pupuk Kandang
Bahan yang digunakan :
a. Pupuk
kandang sebanyak 10 bagian.
b. Dedak
sebanyak 5 bagian (20 % dari berat bahan).
c. Sekam
padi sebanyak 5 bagian.
d. Gula
pasir sebanyak 1 sendok makan per 1 liter air.
e. EM-4
sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 liter air).
f. Air
secukupnya.
Alat
yang digunakan :
Ember,
sekop, timbangan, gelas ukur 1000 ml, spoit (jarum suntik), hitter, karung
goni/terpal.
Cara
pembuatan :
a. Larutkan
EM-4 dan gula ke dalam air.
b. Pupuk
kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata diatas lantai kering.
c. Siramkan
larutan EM-4 dan gula secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara
merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan
tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan
kembali mengembang.
d. Selanjutnya
adonan ditumpuk diatas lantai kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian
ditutup dengan karung goni/terpal selama 2 minggu.
e.
Selama proses,
pertahankan suhu tumpukkan adonan 40-50° C. Bukalah karung penutup dan
tumpukkan adonan dibolak-balik kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat
mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
Pengecekan dilakukan setiap 5 jam.
f. Pembuatan
Bokashi dikatakan berhasil jika bahan Bokashi terdekomposisi dengan baik.
Ciri-cirinya adalah bokashi berwarna hitam seperti tanah dan ditumbuhi oleh
jamur yang berwarna putih, suhu timbunan sudah turun mendekati suhu normal
serta aromanya sedap. Sedangkan jika Bokashi yang dihasilkan berbau busuk, maka
pembuatan Bokashi gagal.
g. Bokashi
yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika Bokashi ingin disimpan, maka
Bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dikeringanginkan diatas
lantai hingga kering. Setelah kering Bokashi dapat dikemas dalam kantung
plastik.
Penggunaan:
Penggunaan bokashi
pupuk kandang sama dengan penggunaan bokashi jerami. Selain itu bokashi pupuk
kandang baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman, dimana bokashi pupuk
kandang diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.
3. Bokashi
Pupuk Kandang Ditambah Arang
Bahan yang digunakan :
a. Pupuk
kandang sebanyak 10 bagian.
b. Dedak
sebanyak 5 bagian.
c. Arang
sekam/arang serbuk gergaji sebanyak 5 bagian.
d. Gula
sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air.
e. EM-4
sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 liter air).
Cara pembuatan :
Cara
pembuatan bokashi pupuk kandang ditambah arang mirip dengan pembuatan bokashi
jerami, hanya jerami digantikan dengan kotoran hewan (pupuk kandang) dan arang
sekam/arang serbuk gergaji.
4. Bokashi
Daun Krinyu
Bahan yang digunakan :
a. Daun
krinyu sebanyak 10 bagian (termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau yang
dipotong sepanjang 5-10 cm).
b. Dedak
sebanyak 5 bagian (20 % dari berat bahan).
c. Sekam
padi sebanyak 5 bagian.
d. Gula
pasir sebanyak 1 sendok makan per 1 liter air.
e. EM-4
sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 lietr air).
f. Air
secukupnya.
Alat
yang digunakan :
Ember,
sekop, timbangan, gelas ukur 1000 ml, spoit (jarum suntik), hitter, karung
goni/terpal.
Cara
pembuatan :
h. Larutkan
EM-4 dan gula ke dalam air.
i.
Jerami, sekam dan dedak
dicampur secara merata diatas lantai kering.
j.
Siramkan larutan EM-4
dan gula secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara merata sampai
kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak
keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan kembali
mengembang.
k. Selanjutnya
adonan ditumpuk diatas lantai kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian
ditutup dengan karung goni/terpal selama 2 minggu.
l.
Selama proses,
pertahankan suhu tumpukkan adonan 40-50° C. Bukalah karung penutup dan
tumpukkan adonan dibolak-balik kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat
mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
Pengecekan dilakukan setiap 5 jam.
m. Pembuatan
Bokashi dikatakan berhasil jika bahan Bokashi terdekomposisi dengan baik.
Ciri-cirinya adalah bokashi berwarna hitam seperti tanah dan ditumbuhi oleh
jamur yang berwarna putih, suhu timbunan sudah turun mendekati suhu normal
serta aromanya sedap. Sedangkan jika Bokashi yang dihasilkan berbau busuk, maka
pembuatan Bokashi gagal.
n. Bokashi
yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika Bokashi ingin disimpan, maka
Bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dikeringanginkan diatas
lantai hingga kering. Setelah kering Bokashi dapat dikemas dalam kantung
plastik.
Penggunaan :
Bokashi
daun krinyu sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan
bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk
diaplikasikan di lahan sawah.
5. Bokashi
Ekspres (24 jam)
Bahan yang digunakan :
a. Jerami
kering, daun kering, serbuk gergajian dan bahan lainnya sebanyak 10 kg.
b. Pupuk
kandang sebanyak 5 kg.
c. Dedak
sebanyak 1 kg.
d. Gula
pasir sebanyak dua sendok makan (10 ml).
e. EM-4
sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan :
Cara
pembuatan bokashi ekspres sama dengan cara pembuatan bokashi pupuk
kandang-tanah, hanya bahan-bahan yang akan difermentasikan dicampur dengan
bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. Proses fermentasi hanya
berlangsung selama 24 jam dan sesudahnya bahan dapat diaplikasikan sebagai
pupuk organik.
Penggunaan :
Bokashi
ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan
buah-buahan.
Cara penggunaan :
Cara
pengaplikasian bokashi adalah sebagai berikut :
a. Untuk
lahan tegalan dan sawah.
Penggunaan bokashi
untuk setiap meter perseginya adalah sekitar 3-4 genggam bokashi, kecuali pada
tanah yang kurang subur dapat dilebihkan. Bokashi disebar merata di atas
permukaan tanah. Pemberian dapat juga dilakukan dengan cara mencampur bokashi
dan tanah. Hal ini dapat dilakukan pada waktu pengolahan tanah. Sedangkan pada
tanah sawah pemberian bokashi dilakukan saat pembajakan dan setelah tanaman
berumur 14 hari dan 30 hari.
b. Untuk
tanaman buah-buahan
Bokashi disebar secara
merata di permukaan tanah atau di sekitar daerah perakaran. Selanjutnya larutan
EM4 disiramkan dengan dosis 2 ml per liter air setiap dua minggu sekali.
c. Untuk
pembibitan
Lahan yang akan
dijadikan sebagai tempat pembibitan disiram dengan larutan EM4 dengan dosis 2
ml per liter air. Selanjutnya lahan dibiarkan selama satu minggu sebelum lahan
siap untuk digunakan.
6. Bokashi
Daun Bambu
Bahan yang digunakan :
a. Daun
bambu sebanyak 10 bagian (termasuk berbagai jenis rumput/pupuk hijau yang
dipotong sepanjang 5-10 cm).
b. Dedak
sebanyak 5 bagian (20 % dari berat bahan).
c. Gula
pasir sebanyak 1 sendok makan per 1 liter air.
d. EM-4
sebanyak 2 sendok makan per 1 liter air (10 ml EM-4 per 1 lietr air).
e. Air
secukupnya.
Alat
yang digunakan :
Ember,
sekop, timbangan, gelas ukur 1000 ml, spoit (jarum suntik), hitter, karung
goni/terpal.
Cara
pembuatan :
a. Larutkan
EM-4 dan gula ke dalam air.
b. Daun
bambu dan dedak dicampur secara merata diatas lantai kering.
c. Siramkan
larutan EM-4 dan gula secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara
merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal dengan
tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan
kembali mengembang.
d. Selanjutnya
adonan ditumpuk diatas lantai kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian
ditutup dengan karung goni/terpal selama 2 minggu.
e. Selama
proses, pertahankan suhu tumpukkan adonan 40-50° C. Bukalah karung penutup dan
tumpukkan adonan dibolak-balik kemudian ditutup kembali. Suhu yang tinggi dapat
mengakibatkan Bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.
Pengecekan dilakukan setiap 5 jam.
f. Pembuatan
Bokashi dikatakan berhasil jika bahan Bokashi terdekomposisi dengan baik.
Ciri-cirinya adalah bokashi berwarna hitam seperti tanah dan ditumbuhi oleh
jamur yang berwarna putih, suhu timbunan sudah turun mendekati suhu normal
serta aromanya sedap. Sedangkan jika Bokashi yang dihasilkan berbau busuk, maka
pembuatan Bokashi gagal.
g. Bokashi
yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika Bokashi ingin disimpan, maka
Bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dikeringanginkan diatas
lantai hingga kering. Setelah kering Bokashi dapat dikemas dalam kantung
plastik.
B.
Kegunaan Lain EM-4
Selain
untuk pembuatan bokashi, EM-4 dapat juga digunakan sebagai pestisida organik
seperti EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman.
1.
EMRAS (EM-4 dengan air
beras)
Bahan yang digunakan :
Bahan yang digunakan
terdiri dari air beras sebanyak 1 l, gula sebanyak 2 sdm dan EM-4 sebanyak 10
ml.
Cara pembuatan dan aplikasi :
Bahan-bahan tersebut di
atas dicampurkan semuanya dan selanjutnya dibiarkan selama dua hari. Setelah
itu EMRAS dapat diaplikasikan. Namun EMRAS harus sudah habis diaplikasikan pada
hari ketiga (satu hari setelah proses pembuatan selesai). Selain sebagai
pestisida, EMRAS dapat juga digunakan sebagai pupuk.
Dosis pemakaian :
Dosis yang digunakan
adalah 5 ml/l air.
2.
Pestisida Alami dari
Ekstrak Tanaman
Bahan yang
digunakan :
a. Daun
legum/kacang-kacangan (kacang babi), terutama yang masih muda.
b. EM-4
sebanyak 20 ml/l air.
Cara pembuatan
:
Daun-daunan dicincang
dan selanjutnya diberi larutan EM-4. Bahan selanjutnya direndam selama 3-5
hari. Selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam. Setelah lima hari
larutan dapat digunakan sebagai pestisida.
Dosis
pemakaian :
Dosis pemakaian adalah
5 ml/l air.
Terima Kasih…….!!!!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar